Sabtu, 13 Oktober 2012

Kita akan bersatukan ?

  Sudah 3 tahun aku merajut cinta kasih bersama dia , sakit , pedih, senang , suka dan dukanya kami berjalan hingga dimana kami harus mempertimbangkan lagi dengan hubungan ini apa hubungan ini akan dipertahankan atau tidak ? Memang sangat sakit untuk hal ini kita berdua ditentang oleh Tuhan kita begitu juga orangtua kita tapi aku tetap mempertahankan kokoh hubungan ini karna perbedaan ini yang membuat kita bertahan cukup lama. Aku yakin setiap doakan pasti Tuhan merencanakan sesuatu untukku yang belum waktunya Tuhan berikan kepadaku, Aku melihat dia dari celah-celah jendela Gereja melipatkan kedua tanganya dia begitu khusu berinteraksi dengan Penciptanya apa yang sedang dia bicarakan sekarang aau doaku sangat penasaran setiap minggu ku harus menunggu dia seperti ini ku yang ingin tau apa yang dia doakan apakah dia membaca ayat-ayat seperti aku, aku pun tidak tau. 20 menit berlalu dia keluar dari Gereja tersebut.

" apa yang kau lakukan dengan Tuhanmu ? " tanyaku kepada dia dengan wajahku penasaran dia hanya tertawa  kecil dihadapanku, ku sedikit kesal kenapa dia menertawakanku ku bentak dia " Kenapa kau tertawa apakah pertanyaanku lucu ? "

" begitu saja kau marah denganku " jawabnya memegang rambutku dengan tangan kanannya

" apa yang kau doakan tadi " tanyaku lagi

" kamu penggen tau ? "

" iyaaah, coba kamu katakan "

" aku berdoa agar kita tetap bersama untuk selamanya walaupun kita banyak berbeda ". HENING " kenapa kamu diam sayang ? apakah doaku salah ? "

Aku hanya mengelengkan kepalaku, ku tatap wajahnya dengan penuh kepastiaan " tidak, apakah kamu setiap minggu kesini mendoakan seperti itu terus ? " tanyaku semakin serius

" kenapa tidak, aku kesini selalu berdoa untuk kita agar suatu saat nanti kita bisa bersatu, kita sedang diuji sayang "

" alhamdulillaah "

" kenapa ? "

" aku bersyukur, karna bukan cuma aku saja yang mendoakan hubungan ini tapi kamu juga "

Dia mencoba memelukku dengan erat tubuhnya yang hangat membuat pikiranku plong, ku selalu berpikir ingin mengajak dia untuk memasuki agamaku namun dia sudah yakin dengan agamanya dan aku pun yakin dengan agamaku. Pengucapan pencipta kami sudah berbeda cara berdoa pun berbeda apakah ini bisa bersatu untuk selamanya. Nama kekasihku adalah Gio, dia penyemangat hidupku setiap harinya ku selalu mengisikan waktu-waktuku bersamanya karna kami berdua satu kampus mengambil jurustan yang sama, sepulang dari Gereja Gio selalu mengajakku makan bersama kami tak pernah bosan-bosannya saling bertemu denganya, karna tanpanya mungkin ku tak bisa hidup.

" Abis dari mana Aisyah ?" tanya mamaku yang duduk didekat jendela sambil memegang sebuah tasbih ditanganya. Mamaku adalah seorang Ustahzah dia melarangku berpacaran dengan Gio dia memang tau hubunganku dengan Gio.

" tadi abis makan-makan dengan teman mah " jawabku bohong, setiap kalinya ku harus berbohong dengan mamaku sendiri akal ku memang pendek, ku ingin jujur aku takut.

" Bohong dosa Aisyah,ingat itu pesan mama.Kamu gak bersama Giokan ? "

" gak koq mah, beneran deh "

" ingat Aisyah, dia orang berbeda dengan kita dia seorang yang berbeda dengan kita, cara makannya berbeda, cara bedoanya berbeda dan banyak lagi. Kamu tak takut nanti dilaknat Allah jika kamu berhubungan dengan dia apa lagi kamu berpacaran dengan dia Aisyah, mama tak melarang kamu tapi kamu harus tau ada batas-batasanya "

" Aisyah tau yang mana terbaik untuk Aisyah tapi kenapa mah, Aisyah dan Gio harus seperti ini ? Cuma karna kami beda keyakinan kami tidak boleh bersatu ? "

" Mama ingin kamu terbaik Aisyah, Kita umat muslim dilarang untuk berpacaran dengan orang yang bukan dengan seagama dengan kita. Al-Kitab dia pun mungkin seperti itu juga mengatakan kamu harus tau itu Aisyah "

Aku tak tahan mendengar perkataan Mamaku, aku pun berlari keluar dari rumah menuju sebuah mesjid yang tak jauh dari rumahku. Aku mengambil air wudhu , aku memasang mungkena kekepalaku , saatnya berinteraksi dengan penciptaku memohon petunjuk kepadanya.

" Assalamuallaikum warahmatullah, Assalamuallaikum warrahmatullah"

  Tak ku sangga Gio sedang berdiri diluar Mesjid memandangiku aku yang mulai membaca ayat-ayat menghela nafas demi nafas mencari sebuah jawaban demi jawaban yang selama ini ku cari-cari tak kunjung datang juga aku lelah ku ingin menjalani lebih serius dengan dia tapi apalah daya lagi-lagi perbedaan yang menghalangi belum lagi masalah orangtua kami berdua yang belum tentu merestui hubungan kami. Aku pun keluar menghampiri Gio " Cukup lama kau berada disini sayang ? " aku menundukan kepalaku agar Gio tak melihat mataku yang bengkak akibat menangis.

" Lumayaan, kamu ada masalah ? "

" tidak adaa "

" Aku merasakannya Aisyah, kita mempunyai cymistri yang cukup kuat kamu sedih entah kenapa hatiku ikut bersedih "

" Sudahlah , aku tak ingin mendengarkan seperti itu lagi. Tolong pergilah ku ingin sendiri dulu "

" Kamu ada masalah apa ? kamu tak seperti biasanya kali ini ? "

" PERRGI " bentakku

" Baik kalau itu yang kamu mau "

Aku menangis menjadi-jadi melihat dia meninggalkanku, ku mencoba mengejarnya " Gio tunggu aku " Dia berhenti melangkahkan kakinya

                   Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar